Fisioterapi? Wajib hukumnya

Written By widnyana made on Thursday, August 7, 2014 | 7:05 PM

Seorang fisioterapis di sebuah tim sepakbola sepertinya sering disimpulkan banyak orang sebagai pula tukang pijat alias masseur. Ini anggapan yang salah kaprah. Jadi, apa itu fisioterapis?

Bayangkan tiga percakapan nyata berikut ini:

(1) "Kena lagi nih hamstring-ku, gimana ya cara ngatasin-nya? Hmm, diurut saja deh!"

(2) Ada seorang atlet yang datang beberapa waktu lalu pada saya dan bertanya:

"Cak Mat, ini pergelangan tangan saya agak bengkok. Kira-kira diluruskan lagi bagaimana caranya, ya?" Dengan penuh perhatian saya memperhatikan tangannya, lalu berkata, "Mate, tangan ini kamu apain waktu patah?"

"Saya bawa ke tukang urut, Bos!" jawabnya polos.

(3) "Bang Mat, engkelku keseleo. Pijetin dong!"

(Salam hati saya berujar, "Susah-susah kuliah selama 6 tahun, tetap saja dipanggil tukang pijat.")

**

Bagi yang awam terhadap dunia per-cedera-an, terutama di olahraga, ketiga percakapan di atas tentu terdengar biasa saja. Memangnya apa yang salah dengan memijat pergelangan yang keseleo? Praktik yang lumrah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Demikian pula dengan menyamaratakan fisioterapi dengan tukang pijat. Suatu kewajaran yang acap dilakukan.

Tapi apa sebenarnya fisioterapis itu? Benarkah ia sama dengan seorang tukang pijat?

Fisioterapi atau physical therapist berasal dari dua kata, yaitu physic (fisik) dantherapy. Fisik adalah tubuh, sementaratherapy adalah terapi atau perawatan. Kalau dijadikan satu, artinya perawatan tubuh atau fisik.

Di Indonesia, physiotherapist bisa dikatakan satu profesi baru. Tapi, di negara-negara barat, pekerjaan ini sudah jadi bagian dari keseharian masyarakat. Profesi ini bekerja secara independen di samping dokter, spesialis, dan paramedik yang lain, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jadi, ia tak melulu mengurusi pasien dari bidang olahraga.

Sebagaimana dokter spesialis, setelah mendapat gelar BA (Bachelor of Arts) seorang fisioterapis pun menempuh jalur khusus lagi. Ada yang menjadi fisioterapis anak, fisioterapis olahraga, manual fisioterapis, fisioterapis syaraf, fisioterapis untuk RS, atau spesialisasi-spesialisasi lainnya. Nah, yang saya lakukan adalah fisioterapi olahraga.

Pekerjaan utama dari fisioterapis olahraga sendiri bermacam-macam. Mulai dari membuat program-program latihan untuk atlet yang cedera, membuat penilaian terhadap cedera-cedera yang terjadi, membuat program latihan spesifik yang sesuai dengan jenis olahraga, atau memberi nasehat mengenai makanan yang konsumsi.

Lebih spesifiknya lagi, dalam sebuah tim olahraga, seorang fisioterapis akan memberi masukan kepada pelatih mengenai situasi dan kondisi dari seorang pemain. Apakah pemain bersangkutan siap untuk bermain dalam sebuah pertandingan, apakah dia fit, dan berapa menit kira-kira waktu bermainnya. Di dalam tim, fisioterapis juga menyiapkan porsi latihan khusus dan terpisah untuk pemain yang cedera.

Tapi, satu hal yang penting diingat: pijat/urut/massage bukan merupakan bagian, atau tugas, dari seorang fisioterapis.

Urut tentu saja sangat penting buat seorang atlet, karena otot yang pegal dan capai harus dilemaskan lagi. Hanya saja, urut dilakukan terhadap pemain yang sedang tidak cedera. Urut pun dilakukan oleh seorang masseur yang juga memiliki sertifikat.
Apalagi, melakukan pijat terhadap olahragawan berbeda dengan melakukan pijat terhadap nonolahragawan. Perawatannya harus spesifik agar asam urat dan kepegalannya cepat hilang.

Meski demikian, fisioterapis dikenal sebagai tukang pijat bukannya tanpa alasan. Dulunya, sekitar 40 tahun yang lalu, sebelum dunia medis berkembang seperti saat ini, massage memang sempat dijadikan sebagai bentuk terapi. Hal ini berdasarkan fakta bahwa otot yang tegang harus dilemaskan. Caranya ya melalui pijat tadi.

Namun, dunia pengetahuan dan ilmu medis tentu sudah berubah dari 40 tahun lalu. Di masa modern ini, dilihat berbagai hasil penelitian yang ada, justru sudah diketahui bahwa massage dan cedera adalah bak kutub utara dan selatan: tidak boleh disatukan. Malah, pijat pada bagian yang cedera bisa memperlambat kesembuhan dan memperparah cedera. Hal ini lah yang jadi prinsip dasar yang harus diketahui seorang fisioterapis ketika menjalankan tugasnya.

Selain masalah pijat, prinsip lainnya yang penting diingat dalam dunia fisioterapi adalah: jenis terapi ditentukan oleh fisio-nya, dan bukan oleh pasien yang datang.

Memang, sering kali seorang pasien datang dan berkata, "Lututku sakit, nih. Aku maunya dikasih ultra sound, ataumassage dan listrik itu lhoooo...."

NOOOOOOOO...... 

Jadi, tugas seorang fisioterapis untuk mengkaji sebuah cedera, melakukan tes-tes yang ada, dan menarik kesimpulan dari cedera yang dialami pemain. Barulah sebuah program latihan disusun dan diberikan. Pijat dan massage tidak diberikan karena itu merupakan tugas tukang pijat.

Sayang sekali, hal ini belum dipahami oleh banyak orang. Bahkan, di era sepakbola modern ini pernah terjadi peristiwa seorang tukang pijat mendapat promosi menjadi fisioterapis. That's simply unacceptable!

Jangan salah, saya senang bekerja sama dengan masseur. Mereka hebat dan menyenangkan. Hanya saja, tugas dan fungsinya berbeda. Sebagai ilustrasi, saya juga tak mencampuri urusan dokter dengan menyuntik seorang pasien. Walaupun bisa menyuntik, itu bukan tugas saya.

Jadi, sebagai kesimpulan, apakah fisioterapis itu? Fisioterapis adalah seseorang yang memberikan program latihan kepada seorang yang cedera. Fisioterapis juga membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang, dengan membantu meningkatkan performa fisiknya: dari cedera ke kondisi fisik yang bugar dan sehat lagi.


Sumber: detik.com

0 comments:

Post a Comment