Perbedaan Myasthenia Gravis dengan Bell's Palsy

Written By widnyana made on Wednesday, December 3, 2014 | 4:18 AM














Saat praktek di RSUD Kapal Badung Bali, seorang pembimbing klinik mengatakan bahwa di klinik beliau pernah ada pasien yang dirujuk oleh dokter sebagai pasen Bell's Palsy, namun  kenyataannya, pasien tidak menderita Bell's Palsy, tetapi Myasthenia Gravis. 
Lhaa? Kok bisa? Istilah MG tidak asing bagi saya, namun yang cukup asing kok BP bisa identik dengan MG? Brangkat dari rasa penasaran, saya coba cari referensi dan mendapat beberapa info penting. Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita berkenalan dengan Myasthenia Gravis! 

Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit 
autoimun kronis dari transmisi neuromuskular yang menghasilkan kelemahan otot. Istilah Myasthenia adalah bahasa Latin untuk kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau serius.

Myasthenia Gravis termasuk salah satu jenis penyakit autoimun. Menurut kamus kedokteran, penyakit autoimun itu sendiri adalah suatu jenis penyakit dimana antibodi menyerang jaringan-jaringannya sendiri. Myasthenia Gravis dapat menyerang otot apa saja, tapi yang paling umum terserang adalah otot yang mengontrol gerakan mata, kelopak mata, mengunyah, menelan, batuk dan ekspresi wajah. Bahu, pinggul, leher, otot yg mengontrol gerakan badan serta otot yang membantu pernafasan juga dapat terserang.

Health Community dalam sebuah website-nya mendefinisikan Myasthenia Gravis sebagai penyakit autoimun kronis yang berakibat pada kelemahan otot skelet. Otot-otot skelet adalah serabut-serabut otot yang terdiri dari berkas-berkas atau striasi (striasi otot) yang berhubungan dengan tulang. Myasthenia Gravis menyebabkan kelelahan yang cepat (fatigabilitas) dan kehilangan kekuatan pada saat beraktivitas, dan membaik setelah istirahat.


Membedakan Myasthenia Gravis dengan Bell's Palsy cukup mudah. Saya tak akan membahas Bell's Palsy lebih jauh. Tapi akan membahas bagaimana mengetahui bahwa pasien menderita MG, bukannya BP.

Simak testnya sebagai berikut:

1. Test Wartenber

Bila gejala-gejala pada kelopak mata tidak jelas, dapat dicoba test Wartenberg. Penderita diminta untuk menatap tanpa kedip kepada suatu benda yang terletak diatas dan diantara bidang kedua mata untuk beberapa waktu lamanya. Pada Myasthenia Gravis, kelopak mata yang terkena akan menunjukkan ptosis (penurunan kelopak mata atas).

2. Ice Pack Test

Meletakkan ice pack (cold/dingin) di area mata selama 2-5 menit. Setelah 2-5 menit maka kelopak mata akan sedikit naik. Sebelum meletakkan ice pack dimata tentunya sudah dicover untuk mencegah burning effect. 

Ice pack test ini tentunya menjadi pembeda mendasar dengan Bell's Palsy. Karena pada pasien Bells Palsy, apabila dikompres dengan ice pack tak akan memunculkan perubahan. 



Baiklah demikian pembahasan mengenai perbedaan antara Myastenia Gravis dengan Bell's Palsy. Namun perlu digarisbawahi, Myastenia Gravis dapat menyebabkan terjadinya Bell's Palsy! 


Info selengkapnya silahkan kunjungi website ini kawan:

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2984327/

www.mgidinesia.org

1 comments:

Post a Comment