Repetitive Strain Injury (RSI)

Written By widnyana made on Tuesday, November 18, 2014 | 6:21 AM

RSI atau Repetitive Strain Injuries adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan berbagai macam cedera pada otot, tendon, dan saraf. Cedera ini biasanya disebabkan oleh aktivitas yang membutuhkan gerakan yang berulang-ulang, misalnya mengetik atau mengeklik mouse. RSI juga sering disebut sebagai Upper Limb Disorder (ULD) karena dapat menyebabkan cedera pada bagian atas tubuh seperti leher, bahu, lengan, dan pergelangan tangan.

Beberapa gejala RSI adalah di antaranya:

1. Kaku atau nyeri pada bagian leher, bahu, atau punggung. 

2. Rasa dingin, mati rasa, atau nyeri pada lengan, pergelangan tangan, atau jari.

3. Sering menjatuhkan benda atau kehilangan koordinasi pada lengan.

4. Lengan terasa lemah (susah untuk membuka tutup botol selai misalnya).

5. Secara tidak sadar, menghindari penggunaan tangan yang sedang cedera.

6. Menggunakan tangan yang tidak dominan lebih sering daripada sebelumnya.

7. Rasa nyeri yang dapat membangunkan tidur

Ada beberapa pendapat mengenai penyebab RSI. Beberapa di antaranya adalah:

1. Posisi tubuh yang kurang baik, termasuk di antaranya posisi tubuh dan lengan pada saat bekerja.

2. Stress, menimbulkan ketegangan pada otot yang dapat menghambat sirkulasi darah .

3. Gerakan berulang-ulang, meskipun hanya gerakan yang sederhana.

4. Kurang istirahat atau melakukan pekerjaan secara terus menerus.

5. Penyusunan perangkat yang kurang baik.

6. Getaran dari kendaraan atau peralatan.

7. Suhu udara dingin.

Lalu, bagaimana cara pencegahannya? Cara pencegahan yang cukup manjur untuk RSI adalah sikap posisi tubuh saat bekerja. Posisi duduk yang dianjurkan oleh Clay Scott untuk mencegah RSI adalah sebagai berikut:

1. Kaki        : datar pada lantai.

2. Lutut     : lurus terhadap kaki, membengkok pada sudut yang pas, dengan ruang beberapa inchi dari kursi.

3. Pelvis     : melengkung simetris, duduk dengan tulang duduk, dengan posisi pinggang tidak lebih rendah daripada posisi lutut.

4. Punggung bawah : ditopang oleh punggung kursi (jika kursi memiliki bentuk yang baik) atau oleh gulungan handuk.

5. Punggung atas : melengkung secara natural.

6. Bahu dan lengan : rileks dan berada di samping tubuh.

7. Leher    : melengkung simetris, ditopang oleh tulang belakang. Hati-hati jangan menyimpan ketegangan pada punggung atau dibawah dagu.

8. Kepala  : seimbang di bagian atas tulang belakang.

Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan menggunakan posisi mengetik yang benar. Beberapa di antaranya yang perlu diperhatikan adalah:

1. Meluruskan pergelangan tangan saat mengetik. Semakin lurus pergelangan tangan, semakin sedikit tekanan pada tendon dan syaraf yang mengalir di pergelangan tangan. Keyboardbelah dua mungkin dapat membantu menjaga agar pergelangan tangan tetap lurus.

2. Biarkan lengan mengambang. Artinya, jangan meletakkan pergelangan tangan pada meja, keyboard, atau wrist rest ketika sedang mengetik. Biarkan kedua lengan mengambang di atas keyboard. Posisi ini memiliki tiga keuntungan.

a. Membagi beban kerja dengan otot punggung.

b. Menjaga agar pergelangan tangan tetap lurus, yang sulit dilakukan jika pergelangan tangan berada pada wrist rest.

c. Memudahkan ketika akan menekan tombol yang sulit dijangkau (akan dijelaskan pada poin selanjutnya).

3. Jangan memaksakan jari. Jika ingin menekan tombol yang sulit dijangkau seperti CTRL, SHIFT, BACKSPACE, dll janganlah merentangan jari. Sebaliknya, gerakkan seluruh lengan dan gunakan jari telunjuk atau jari tengah untuk menekan tombolnya. Jangan gunakan satu tangan ketika ingin menekan dua tombol secara bersamaan, misalnya CTRL+X, SHIFT-Y. Berpikir dahulu sebelum mengetik untuk menghindari pengetikan ulang dan peng-edit-an. Gunakan sentuhan ringan saat mengetik, jangan menekan tombol terlalu keras. 


Sumber:

Arifin.wordpress.com

1 comments:

Post a Comment